Gunung Pundak (Kesengajaan yang tak disengaja)

    Pundak "Penantian UNtukmu TiDak Akan sirna walau usia semakin mendesAK" (Maksa banget Bang, wkwkwk). Ada yang bilang Gunung pundak yang terletak di desa Claket Kecamatan Pacet, Mojokerjo ini buka termasuk golongan gunung, hanya karena ketinggianya cuman 1585 Mdpl dan memang gunung pundak bukan gunung aktif. Padahal kalo lo mau baca KBBI, definisi gunung sendiri adalah bukit yang besar dan tinggi (Lebih dari 600 m). Bahakan versi yang parah lagi mendefinisikan Gunung adalah sesuatu yang menonjol.  Berarti kutil termasuk gunung ya (Ah, sudah lah).

    23 Februari 2019, bertepatan hari Sabtu yang kebetulan Gue kerja cuman setengah hari. Jadi Gue udah Packing siap-siap abis kerja mau langsung pulang kapung. Pukul 13.00 si Gubis (nama samaran) tiba-tiba chat Gue,
Gubis "Posisi dimana, lo ngga pulang kan?"
Karena gue udah ngerasa ni orang mau ngajak ngga bener, akhirnya Gue jawab:
"Gue pulang bis, ada apa emang?"
Gubis: "Jancuuk, Gue mau main ke kos lo, kok malah pulang".
Gue: "Ngapain juga main ke kos Gue. Lo kira kos Gue taman bermain apa? Udah ngga usah kesini"
Akhirnya dengan terpaksa Gue ngga jadi pulang kampung gara-gara si curut ini dan si Azmi beneran mau ke kos Gue.

    Minggu pagi, ngga ada rencana buat kemana-mana. Niat si Gubis mau main ke Kos Gue pun gagal, karena emang kos Gue ngga ada tempat bermain, yang anda hanya baju kotor yang belum dicuci. Akhirnya karena Gue kasihan liat si Gubis hanya tiduran. Gue ngajakin dia buat jalan-jalan ke Gunung pundak. Kita ngga ada bekal apapun. Jalan ke lokas base camp aja masih minta bantuan google maps. Berbekal snack seadanya sama air mineral brangkatlah Gue sama si Gubis bagaika pasangan Homo yang sangat mesra. Perjalanan minggu pagi yang cukup lengang dan cuaca yang cukup cerah membuat Gue lupa akan rutinitas pekerjaan yang membabi buta.

    Kurang lebih 2 jam perjalanan akhirnya Gue sampai di desa Claket. Karena Gue emang ngga tau pos perijinan (base camp awal), akhirnya Gue bertanya sama ibu-ibu penjaga warung di tepi jalan. Dan ternyata gapura (Gerbang masuk)sebelah Gue merupakan pintu masuk untuk ke kawasan gunung pundak. Masuk pintu awal Gue berdua di kenakan tarif Rp. 15.000 (Kalo ngga salah, Gue agak lupa). Setelah masuk Gerbang utama, Gue dan Gubis melanjutkan perjalanan dengan motor kira-kira 1 km menuju pos perijinan Gunung Pundak. Udara yang cukup dingin dan berkabut membawa jiwa Gue terbang kembali mengingat moment di Mahameru 7 Bulan yang lalu. Udara segar ditambah pemandangan pepohonan yang hijau membuai Gue larut dalam imajinasi. Sungguh nikmat tuhan mana lagi yang telah Gue dustakan.

Pendataan jumlah pohon di Pundak

    Pukul 11.00 WIB akhirnya kita sampai di pos perijinan. ketika markir motor, Gue agak canggung mau turun. Kebetulan hari minggu itu cukup ramai banyak pendaki dengan atribut lengkap, baju outdoor, tas ransel carrier, dan lengkap peralatan pendakian. Lah Gue sama lubis, bergaya kayak mau ke pasar minggu. Memakai celana jeans, dan cuman bawa 1 daypack berisi makanan ringan sama air mineral. Bergaya layaknya orang tak berdosa, kita langsung menuju pos perijinan dan mengisi form administrasi dengan mebayar Rp. 10.000 per orang.

    Pendakian pun dimulai, dengan kepercayaan diri tinggi, Gue melangkahkan kaki kembali menapaki tanah lembab diiringi pepohonan yang cukup lebat. Mendengar cerita tentang Gunung pundak yang tidak terlalu menantang dan hanya bisa ditempuh waktu kurang dari 2 jam, membuat hati Gue saakan-akan merasa yakin bisa berjalan terus tanpa hambatan. Dan akhirnya hanya berjalan 5 menit badan Gue udah basah dengan keringat sambil menghela nafas cukup dalam. Nampaknya paru-paru Gue udah terlalu dimanjakan dengan rutinitas makan-tidur-kerja-makan-tidur-boker hingg membuat Gue berkali-kali harus berak sejenak untuk mengambil nafas. Memang benar kata orang, kita ngga boleh meremehkan gunung manapun dan dimanapun. Karena sejatinya kita hanya numpang lewat dan numpang menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Sombong sekali jika kita menasbihkan diri bisa menaklukkan Gunung.

    Perjalanan terus berlanjut, silih berganti berpapasan dengan pendaki lain yang turun ataupun yang baru naik. Budaya saling sapa yang membuat Gue selalu rindu kembali ke Gunung. Udara sejuk menembus akal pikiran membuat gue sejenak melupakan kegelisahan hidup ini. Tak terasa berjalan dengan menikmati pemandangan ternyata gue sudah sampai di POS 3 yang artinya sebentar lagi udah sampai puncak. Untuk menuju puncak Gunung pundak, ngga usah khawatir tersesat, karena di jalur pundak ada pipa saluran air, jadi lo tinggal ikutan saluran air itu hingga sampai sumber air (setelah POS 3). Sampailah Gue di Sumber Air Gunung Pundak.


Sumber air Pundak Su Dekat
    Setelah puas menikmati segarnya air Gunung pundak, Gue dan Gubis melanjutkan perjalanan ke puncak. Semakin ke atas, semakin indah pula pemandangan yang Gue dapatkan. hijaunya savanan pegunungan yang berjajar bagaikan sebuah pasangan yang tak ingin dipisahkan. Oh Tuhan, dimanakah letak rasa syukur Gue selama ini. Sejauh mata memandang, disitulah terdapat keindahan. Bukit-bukit yang berjajar, seakan-akan malu untuk menampakkan keindahnya dengan berselimut kabut tebal yang bergerak cukup tenang layaknya air mengalir. Dan akhirnya Gue sampai di Puncak Gunung Pundak.
Tas yang digunakan udah laku 250 Ribu sebulan yang lalu

    Gue dan Gubis mencari tempat yang cukup tenang, dengan bersantai berdua layaknya orang pacaran (Sungguh hina sekali diri ini). Ah, masa bodo, yang terpenting sekarang gue bisa kembali menghirup udara diatas gundukan tanah yang menjulang tinggi ini. Bersantai sambil menikmati camilan yang Gue bawa tadi, melihat keriangan para pendaki lain dengan keceriaanya seakan menutupi segala problema hidup yang ia hadapi. Mungkin itulah salah satu alasan yang membuat setiap orang akan merindukan kembali setelah merasakan nikmatnya keindahaan di setiap Gunung yang ia pernah singgahi.

Lemak mana yang mau dibuang bang?

     Setelah kurang lebih 45 menit menghabiskan waktu di puncak Pundak, Gue dan Gubis memutuskan untuk turun kembali. Karena terlihat cuaca agak mendung dan kita ngga punya bekal apa-apa. Perjalanan naik kurang lebih 2 jam (Banyak breaknya, maklum mesin tua) dan turun hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Lumayan lah, buat buang lemak dalam tubuh (Emang ada lemak tubuh lo bang? badan kurus kering Gitu wkwkw). Saat perjalanan turun Gue sempat berjumpa dengan insprator pendaki yang kebetulan gue ngefans sama dia, yaitu Mba Arrohma Sukma (Instagram: @arrohmasumapmd). Gue cuman berjumpa tanpa saling sapa, soalnya dia sama rombonganya. Ngga enak juga kalo gue langsung nyapa, dia banyak body guardnya heheh

Kemesraan ini janganlah cepat berlalu

    Perjalanan turun berlalu begitu cepat, hati yang seakan enggan untuk meninggalkan rimbunya hutan harus Gue sirnakan. Mungkin dengan meninggalkan, setidaknya Gue sedang menghimpun sebuah kerinduan yang akan gue luapkan di Gunung yang berbeda. Terimakasih tuhan, engkau telah memberi kesempatan untuk terus menapaki roda kehidupan yang penuh kenikmatan ini, hingga terkadang lupa bagaiman cara bersukur atas semua yang telah engkau berikan.

Limitles Man
Previous
Next Post »

2 Comments